Minggu, 07 Maret 2010

BISNIS ANTI BANGKRUT

Banyak orang ingin berbisnis. Banyak orang berniat terjun ke dunia bisnis. Lebih banyak lagi yang sedang belajar bisnis. Ketika tiba gilirannya benar-benar harus memulai bisnis, hati menjadi gamang, bimbang dan ragu, tidak yakin, kurang pede, awang-awangen, nglangut. Lalu akhirnya, tidak mulai-mulai juga.

Apa pasal? “Bagaimana kalau nanti tidak laku, gagal, rugi, lalu bangkrut?”. Begitu, atau kata-kata yang sejenis itu yang biasanya menjadi momok dalam diri sendiri sehingga urung memulai bisnis.

Lha kok, tiba-tiba ada orang yang dengan pede sekali bertanya : “Mau nggak, saya beritahu bisnis yang dijamin tidak akan rugi atau bangkrut?”.

Semua orang yang mendengar pertanyaan itu mak plenggong, setengah melongo (karena hanya setengah, maka mimik buruknya jadi tidak terlalu kelihatan). Lalu lubang telinga pun serta-merta di-jembreng lebar-lebar. Penasaran kepingin tahu kelanjutannya. “Wah, penting ini”, kata hatinya sambil pura-pura seolah tidak penting.

Orang itu lalu berkata : “Bisnis yang dijamin tidak akan rugi dan tidak akan menyebabkan bangkrut adalah memuliakan anak yatim, memberi makan orang miskin, tidak berlaku tamak alias kewajiban zakat dan sedekahnya dipenuhi, dan jangan berlebihan mencintai dunia“.

Nafas pun kemudian dilepas lega. Kalau itu dari dulu juga sudah tahu, kata hati orang-orang yang mendengarkan. Tiwas methentheng, telanjur konsentrasi, mendengarkan breaking news tentang trik berbisnis anti bangkrut, rupanya cuma itu. Ya, singkatnya adalah bisnis memberi. Jadi nama bisnisnya adalah “memberi”. Bukan bisnis jual pulsa, bisnis ritel, bisnis garmen, bisnis IT, bisnis mobil, tapi bisnis “memberi”.

Dari jaman batu pun memang begitu. Tapi ya bagaimana mau membiayai anak yatim atau orang miskin atau membayar zakat, lha wong cari penghasilan yang pas-pasan saja tidak pernah pas.

Itulah masalahnya, atau lebih tepat, tantangannya. Kebanyakan orang-orang ini terjebak dalam tempurung tengkurap, bahwa yang namanya memberi adalah mengeluarkan uang atau materi. Padahal yang dimaksud oleh si pembicara tadi bahwa memberi itu bisa juga berupa ilmu, pengalaman, tenaga, pikiran, senyum, waktu dan tempat (seperti sering diberikan oleh MC), serta banyak hal-hal lain yang tidak berarti mengeluarkan uang. Yaaa paling-paling sekali waktu njajakke, mentraktir.

Dengan kata lain, terjemahan dari pesan si pembicara tadi adalah, kalau belum punya penghasilan ya memberilah dengan tanpa mengeluarkan uang. Kalau penghasilannya masih sedikit, ya memberilah sedikit dari yang sedikit itu. Kalau penghasilannya sudah banyak, ya memberilah lebih banyak dibanding yang sedikit tadi. Kalau habis? Isi ulang. Mudah, kan?

Maka, kata si pembicara : “Kalau bisa dan yang terpenting ikhlas melakukan itu, maka Insya Allah digaransi tidak akan merugi dan tidak bakal bangkrut”. Sebab yang mengeluarkan kartu garansi adalah Tuhan yang tidak pernah pu-tippu (malah sering menjadi korban penipuan, itupun tidak pernah jera membagi rejeki-Nya meski bolak-balik ditipu).

Kalau sebenarnya memulai bisnis yang dijamin pasti untung itu begitu mudahnya, kenapa tidak juga mulai dari sekarang? Mulailah dengan bisnis “memberi”. Setelah itu, setelah materi berhasil dikumpulkan sedikit demi sedikit, lalu kembangkan dan majukan bisnis “memberi” itu dengan bisnis-bisnis turunannya. Seperti misalnya jual baju (baru maupun bekas), jual ayam (hidup atau mati), jual komputer (baru atau rekondisi), jual makanan (mentah atau matang), dan banyak jual-jual lainnya yang (sekali lagi) jangan lupa untuk terus menjaga bobot kualitas banyak “memberi”.

Si pembicara lalu menambahkan pesannya : “Kemudian berbisnislah dengan mengikuti sifat-sifat nabi Muhammad saw., yaitu sidik (berkata benar), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan yang sebenarnya) dan fathonah (cerdas)”. Ini adalah empat sifat wajib Rosulullah yang wajib pula diteladani oleh umatnya.

Kedengarannya seperti pelajaran agama Islam. Padahal substansinya tidak semata-mata belajar ilmu tauhid. Karena si pembicara adalah seorang yang beragama Islam, maka pedoman yang disampaikan pun meneladani nabinya umat Islam. Namun sebenarnya apa yang disampaikan oleh si pembicara itu adalah sifat-sifat atau perilaku manusia yang sangat universal. Agama atau keyakinan apapun di muka bumi (termasuk aliran sesat), kurang-lebihnya juga menyandarkan perilaku normatif yang hampir sama secara substansi karakteristiknya. Dengan demikian, anjuran si pembicara itu sebenarnya berlaku umum bagi siapa saja.

Jika demikian mudahnya, mari kita memulai bisnis lalu kita ikuti anjuran si pembicaa tadi dan kita buktikan bahwa kita tidak akan bangkrut. Namun barangkali perlu disadari, kalau sudah niat ingsun mau action, ya action-lah sampai tuntas. Terkapar terengah-engah di tengah jalan adalah bagian dari proses pembelajaran sebelum dada menyentuh garis finish. Begitu kira-kira yang telah disampaikan oleh si pembicara dengan penuh keyakinan untuk meyakinkan. ***

http://madurejo.wordpress.com

Sabtu, 06 Maret 2010

Kekuatan mata hati

Kuterus mencoba untuk selalu terbuka
Namun….kadang sangat sulit untuk dibuka
Kuterus mencoba untuk selau ingat
Namun…kadang melupakanNya
Kuterus mencoba untuk selalu bersamaNya
Namun…kadang hati ini selalu menjauh
Ternyata kendali nafsuku masih kuat dalam jiwa
Masih terlena dalam genggamannya
Terpenjara olehnya dengan kerangkeng besi
Sementara hatiku meronta dan menangis
Neraka semakin dekat kepadaku
Menghampiriku dan mencabuk dengan keras
Aku meronta………..
Kesakitan yang sangat dalam
Bukan hanya air mata yang aku cucurkan
Darahpun mengalir dengan deras
Neraka adalah kerajaan nafsu
Tak kusangka dia menyiksaku dengan kejam
Padahal dia sangatlah dekat denganku
Menyesal aku telah berteman dengannya
Menyesal……….sangat menyesal
Sekarang aku memerlukan seseorang untuk melepaskanku dari penjara ini
Tapi mana mungkin, tidak ada yang tahu dimana keberadaanku
Penjara itu……..berada diantara dunia dan langit
Kucoba termenung di kehenigan malam
Dan kucoba untuk memusatkan hati pada yang kuasa
Kemudian kulantunkan lapadz " Allah " berulang kali
Dengan hati yang ikhlas padaNya
Diakhir kata aku berdoa " ya Allah , tundukanlah nafsu dihadapanku "
Aku bersujud kepadaNya sembari melinangkan air mata
Memohon ampun atas dosa yang telah aku lakukan
Malam telah berganti siang
Kutatapi nafsu dengan mata hati yang penuh cahaya
Butakan nafsu diam tak bergerak
Cahaya itu membukakan pintu nafsu dengan bebas
Sekarang …..nafsu telah terpenjara oleh mata hati yang bercahaya
Aku telah bebas bersama hati yang mulia
Ya ayyatuhannafsu al-mutmainnah
Irjingi ila rabbiki radhiatammardiyyah
Fadkhuli fi ibadi
Wadkhuli janntati