Selasa, 22 Januari 2013



= KEPEMIMPINAN WILAYAH CANTUNG =
DARI TAHUN 1945 – SEKARANG 


Sekitar dua generasi setelah Kerajaan, Cantung masih berbentuk Kewedanaan. Adapun yang memimpin Kewedanaan tersebut dari tahun 1945 :
1.      Kyai Syawal
2.      Kyai Antung Nadal
3.      Kyai Saman
4.      Kyai Anang Imran.
Setelah menjadi Kecamatan Kelumpang Hulu yang dulu mewilayahi Hampang dan bahkan sebelumnya termasuk Sungai Durian yang lebih dulu menjadi  Kecamatan sebelum Kecamatan Hampang terbentuk tahun 1980.

Adapun Camat yang pernah memimpin :


1.      Anang Masfur
2.      Darmansyah
3.      Nurbyik
4.      Darmawi
5.      Idar.M
6.      Abdul Hais                                   
7.      Gunawan                                      
8.      Gusti Hidayat
9.      H. Hasyim
10.  Syahran Ganie
11.  M. Yusup A.
12.  Gusti Abidinsyah BA.
13.  Antung Romansyah BA.               (1980 - 1982)
14.  M. Yusmi BA.                              (1982 - 1985)
15.  Syamsu Rahman BA                     (1985 - 1987)
16.  Suriadi BA                                   (1987 - 1992)
17.  Drs. Hariyadi                                (1992 - 1997)
18.  Drs. Hariansyah                            (1997 - 2000)
19.  A. Rivai M.Si                                (     2000      )
20.  Drs. Chairul Bachri                        (2000 - 2001)
21.  Drs. Gusti Jaya Kesuma                (2001 - 2002)
22.  Drs. Sudarman                              (2002 - 2005)
23.  Agus Salim S.Sos                          (2005 - 2008)
24.  Said Rijani Fahrani S.Sos, M.Ap   (2005 - 2008)
25.  Drs. Fahrul Raji                             (2009 - 2010)
            26. Matra S.Pd.I, M.Ap                     (2010 – Skrg)


 Ditulis Oleh : Syamsuddin M  (Staff Kecamatan Kelumpang Hulu)
Sumber : H.Riduan B.


= ASAL NAMA CANTUNG =


Telaga Gimpao dan kuburan Cina yang ada disekitarnya kini terletak di RT.02 Desa Sungai Kupang Kecamatan Kelumpang Hulu selama ini dianggap hal yang biasa. Ternyata dibalik kebaradaannnya itu merupakan bukti sejarah terlahirnya sebuah nama kampoeng “Cantung”

Jauh sebelum zaman Kerajaan, dimasa itu terjadi gejolak politik di China yang tidak menguntungkan, sehingga sebagian warganya meninggalkan negerinya. Diantara pelarian itu tersebutlah seorang Gimpao  yang sudah beberapa lama dalam pelayarannya hingga menambatkan perahunya disebuah tempat yang mereka sebut sebagai pangkalan. Yang sekarang diindentikkan dengan bahasa Banjar, itulah Bangkalaan yang ada di Kecamatan Kelumpang Hulu sekarang. 

Sementara itu dia juga menelusuri sungai yang lebih besar di suatu wilayah dan di situ pula mengakhiri pelayarnya serta menetap. Maka timbullah keinginannya untuk membuka perdagangan domistik. Dengan demikian dibangunlah sebuah tempat bongkar muat barang yang mereka sebut chantung.dan boleh jadi sekeligus sebagai tempat transaksi hingga secara otomatis  disitulah pusat teramai kala itu. Sehingga bila ada orang mau kesana dan ada yang bertanya mau kemana, maka jawabanya ke chantung, ataupun pedagang yang bertanya di mana untuk bongkar barang, yang lain menjawab di chantung. Mulai saat itulah nama chantung menjadi popoler. Dengan demikian maka terjawablah  telaga yang dinamai telaga Gimpao dan adanya kuburan China di atas.

Dalam suatu tugas di Pangkalan / Bangkalaan penulis pernah bertanya kepada orang China yang ada di situ. Kalau chantung itu bahasa China, lalu apa Indonesianya. Dia menjawab artinya “pelabuhan”. Adapun ketika penulis kompermasi dengan sumber dari cerita ini dia juga menayakan kepada pemberi sumber dari para leluhur yang sudah mendahului, artinya “Bandar” (bandara) = pelabuhan. Maka sangat cocok bila dikaitkan dengan kegiatan tersebut diatas. Namun karena sekarang penduduk terbanyak adalah suku Banjar, maka sebutannya menjadi Cantung.

Bila ditilik dari napaktilas di atas bahwa penduduk asal  asli Cantung adalah orang China. Di mana sampai tulisan ini dibuat masih ada nama orang kecinaan di Bangkalaan. Dan bila genarasi selanjutnya tidak menemui orang China di Cantung, maka para pendahulu pernah berinteraksi dengan mereka yang tidak kembali ke daerahnya atau pindah ke perkotaan. Demikian juga denngan penulis dan nara sumber masih sempat menemui dari sisa mereka.

Jadi penduduk warga Banjar yang terbanyak di Cantung ini nenek moyangnya berasal dari daerah Hulu Sungai, demikianlah kenyataanya dalam penelusuran silsilah turun temurun.


 Ditulis Oleh : Syamsuddin M  (Staff Kecamatan Kelumpang Hulu)






Sumber Sejarah: Rasidi (Alm), Ugup (Alm),          Zainal Arifin AR.
Sungai Kupang, Awal Januari 2013.

Sabtu, 05 Mei 2012


Buku Hidup Sehat Ala Rasulullah Saw.
Buku Terbaru Terbitan Galangpress Penerbit





Sehat adalah salah satu nikmat luar biasa yang diberikan Allah. Dengan nikmat sehat ini kita bisa melakukan segala aktivitas, terutama beribadah kepada-Nya. Siapa pun pasti mendamba hidup sehat, yaitu terhindar dari pelbagai macam penyakit baik lahir maupun batin. Orang yang sehat tidurnya menjadi nyenyak, makan apapun terasa nikmat, dan senantiasa semangat dalam beraktivitas.
Rasullulah adalah teladan yang sempurna, baik dalam berbagai aktivitas kesehariannya maupun pola hidup sehatnya. Tidak hanya kesehatan secara jasmani, tetapi juga mental, spiritual, dan sosial (sehat secara holistik).
Buku Hidup Sehat Ala Rasulullah Saw menyajikan pelbagai fakta kebiasaan sehat Rasulullah yang setelah ditinjau ilmu kedokteran modern, ternyata terbukti mujarab dalam menghalau datangnya penyakit. Mulai dari pola makan Rasulullah sehari-hari, adab makan Rasulullah, makanan kesukaan Rasulullah serta khasiatnya, makanan dan minuman yang kurang disukai Rasulullah Saw., makanan dan minuman yang dilarang Rasulullah, hingga gaya tidur, berolahraga, berdzikir, berdoa, dan sebagainya. Ini semua adalah mutiara hidup sehat Rasulullah Saw., berarti kita sedang menjalani terapi pencegahan berbagai penyakit. Hal ini jauh lebih baik dan murah daripada harus berhubungan dengan obat-obat kimia senyawa sintetik.
Hidup Sehat Ala Rasulullah Saw.
Penulis : Muhammad Safrodin
Penerbit : Pustaka Marwa
Kategori Buku : Islam Populer
Tahun Terbit : 2012
ISBN : 978-602-8316-46
Ukuran : 13 x 20 cm
Tebal : 148 halaman