= ASAL
NAMA CANTUNG =
Telaga Gimpao
dan kuburan Cina yang ada disekitarnya kini terletak di RT.02 Desa Sungai
Kupang Kecamatan Kelumpang Hulu selama ini dianggap hal yang biasa. Ternyata
dibalik kebaradaannnya itu merupakan bukti sejarah terlahirnya sebuah nama kampoeng
“Cantung”
Jauh sebelum
zaman Kerajaan, dimasa itu terjadi gejolak politik di China yang tidak
menguntungkan, sehingga sebagian warganya meninggalkan negerinya. Diantara
pelarian itu tersebutlah seorang Gimpao
yang sudah beberapa lama dalam pelayarannya hingga menambatkan perahunya
disebuah tempat yang mereka sebut sebagai pangkalan.
Yang sekarang diindentikkan dengan bahasa Banjar, itulah Bangkalaan yang ada di Kecamatan Kelumpang Hulu sekarang.
Sementara itu
dia juga menelusuri sungai yang lebih besar di suatu wilayah dan di situ pula mengakhiri
pelayarnya serta menetap. Maka timbullah keinginannya untuk membuka perdagangan
domistik. Dengan demikian dibangunlah sebuah tempat bongkar muat barang yang
mereka sebut chantung.dan boleh jadi
sekeligus sebagai tempat transaksi hingga secara otomatis disitulah pusat teramai kala itu. Sehingga
bila ada orang mau kesana dan ada yang bertanya mau kemana, maka jawabanya ke chantung, ataupun pedagang yang bertanya di mana
untuk bongkar barang, yang lain menjawab di chantung. Mulai saat itulah nama chantung menjadi popoler. Dengan demikian maka terjawablah telaga yang dinamai telaga Gimpao dan adanya
kuburan China di atas.
Dalam suatu
tugas di Pangkalan / Bangkalaan penulis pernah bertanya kepada orang China yang
ada di situ. Kalau chantung itu bahasa China, lalu apa Indonesianya. Dia
menjawab artinya “pelabuhan”. Adapun ketika penulis kompermasi dengan sumber
dari cerita ini dia juga menayakan kepada pemberi sumber dari para leluhur yang
sudah mendahului, artinya “Bandar” (bandara) = pelabuhan. Maka sangat cocok
bila dikaitkan dengan kegiatan tersebut diatas. Namun karena sekarang penduduk
terbanyak adalah suku Banjar, maka sebutannya menjadi Cantung.
Bila ditilik
dari napaktilas di atas bahwa penduduk asal
asli Cantung adalah orang China. Di mana sampai tulisan ini dibuat masih
ada nama orang kecinaan di Bangkalaan. Dan bila genarasi selanjutnya tidak
menemui orang China di Cantung, maka para pendahulu pernah berinteraksi dengan mereka
yang tidak kembali ke daerahnya atau pindah ke perkotaan. Demikian juga denngan
penulis dan nara sumber masih sempat menemui dari sisa mereka.
Jadi penduduk
warga Banjar yang terbanyak di Cantung ini nenek moyangnya berasal dari daerah
Hulu Sungai, demikianlah kenyataanya dalam penelusuran silsilah turun temurun.
Ditulis Oleh : Syamsuddin M (Staff Kecamatan Kelumpang Hulu)
Sumber Sejarah: Rasidi (Alm), Ugup (Alm), Zainal Arifin AR.
Sungai Kupang, Awal Januari 2013.
mantab! semoga terus sukses
BalasHapusIni sangat membantu. Kebetulan sekali saya ingin tau tentang sejarah cantung
BalasHapus